Seluruh mahasiswa teknik sipil wajib mengikuti Lomba Desain Gapura STT Jabar. Hasil desain langsung di serahkan kepada Bapak Asep Setiawan.
Senin, 21 Maret 2016
Senin, 01 Februari 2016
ANALISA KECELAKAAN LALU
LINTAS
DI PERSIMPANGAN PASAR MINGGU
KABUPATEN PURWAKARTA
Asep Setiawan
ABSTRAK
Kecelakaan
lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara
maju masalah keselamatan jalan sangat diperhatikan
untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah
korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Hal ini menjadi
indikator terhadap pentingnya memahami karakteristik kecelakaan. Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan raya
adalah unsur-unsur sistem transportasi yaitu pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), kendaraan, jalan dan lingkungan, atau
kombinasi dari dua unsur atau lebih. Untuk menanggulangi kecelakaan lalu lintas perlu
dianalisis karakterisik lalu lintas dan penyebab kecelakaan lalu lintas. Lokasi yang ditinjau yaitu Persimpangan Pasar
Minggu di Purwakarta. Adapun data yang digunakan yaitu data sekunder diantaranya, data
kecelakaan lalu lintas d tahun 2011-2014, data volume
lalu lintas, dan data geometrik jalan.
Gambaran
komposisi karakteristik kecelakaan adalah: Waktu Kecelakaan (09.00-15.00) sebanyak 31 kecelakaan (51,70%). Tabrakan depan-samping sebanyak 26 kecelakaan (44,00%). Belok kiri atau kanan sebanyak 24 kecelakaan (51%). Sedangkan
dari segi geometris faktor penyebab kecelakaan di karenakan pendeknya jarak
pandang pengemudi dan kelandaian jalan yang mencapai 25%. Upaya pencegahan
kecelakaan dilakukan dengan mengurangi
kelandaian jalan dengan cara pengurugan, menghilangkan hambatan samping, dan pemasangan rambu serta
lampu penerangan.
Kata-kata kunci : kecelakaan, lalulintas, geometrik jalan
PENDAHULUAN
Kabupaten
Purwakarta berada pada titik temu empat
koridor utama lalu lintas
yang sangat strategis yaitu
Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung,
Purwakarta-Subang, dan
Purwakarta-Cirebon.
Kepadatan lalu lintas ruas jalan ternyata diiringi dengan banyaknya kejadian kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data dari Polda Purwakarta terdapat beberapa daerah rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Purwakarta yaitu Jalan
Cijantung, Jalan Bungursari, dan Jalan Raya Sadang–Subang.
Persimpangan Pasar Minggu merupakan persimpangan jalan yang mempertemukan Jalan Raya Sadang–Subang, Jalan Benteng, dan
Jalan Cicadas.
Jalan Raya Sadang–Subang merupakan ruas jalan nasional
dilalui oleh bus antar kota antar provinsi, bus angkutan karyawan, angkutan
kota,truk, sepeda motor, sepeda, dan kendaraan pribadi.
Jalan Benteng dan Jalan Cicadas merupakan jalan
penghubung yang dilewati oleh kendaraan pribadi baik mobil atau sepeda
motor, bus angkutan karyawan, truk,
sepeda, dan ojek motor
Persimpangan
Pasar Minggu merupakan persimpangan yang cukup rawan kecelakaan, ini bisa
dilihat dari data kecelakaan Polres Campaka yang terus meningkat baik dari segi
jumlah kecelakaan maupun korbannya. Tahun 2011 terjadi 10 kecelakaan dengan 12
korban, tahun 2012 terjadi 14 kecelakaan dengan 16 korban, tahun 2013 terjadi
17 kecelakaan dengan 19 korban, dan tahun 2014 terjadi 19 kecelakaan dengan 23
korban.
Upaya
penanggulangan kecelakaan perlu dilakukan dengan tujuan agar peluang terjadinya
kecelakaan dapat dikurangi dengan cara tindakan
manajemen dan rekayasa lalu
lintas pada daerah - daerah yang rawan kecelakaan serta
titik/lokasi-lokasi yang berbahaya.
TUJUAN STUDI
Tujuan Studi
adalah menentukan upaya upaya apa saja yang perlu dilakukan guna mengurangi kecelakaan dimasa mendatang.
TINJAUAN
PUSTAKA
a. Kecelakaan
Lalu Lintas
Peraturan
pemerintah RI No 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas
Jalan (Dirjend
Dephub, 1995) menyebutkan bahwa kecelakaan lalulintas adalah suatu peristiwa
di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pemakai jalan lain-nya,mengakibatkan korban manusia atau
kerugian harta benda. korban kecelakaan lalu lintas dapat berupa korban mati, luka
berat dan luka ringan dan diperhitungkan paling lama 30 (tiga puluh) hari
setelah kecelakaan
terjadi.
Kebanyakan
kecelakaan lalu lintas diakibatkan oleh kombinasi
faktor, prilaku pengemudi ataupun pejalan kaki, keadaan
jalan, keadaan cuaca buruk
dan pandangan yang buruk (Pignataro, 1973)
b. Karateristik
Kecelakaan
Kecelakaan
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor. Berdasarkan tipe
kecelakaan, korban kecelakaan, kondisi kendaraan
saat kecelakaan, kendaraan terlibat kecelakaan, waktu kecelakaan (hari dan
jam), cuaca
saat kecelakaan terjadi, lokasi kecelakaan, tipe tabrakan, jenis kendaraan dan
penyebab kecelakaan (Aldian,2009).
Kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di jalan berbeda-beda, baik jalan Tol maupun Non-Tol.
Jalan Non-Tol juga memiliki
karateristik berbeda antara jalan dalam kota, jalan antar kota dan jalan antar
provinsi.
c. Faktor Penyebab
Kecelakaan
Pada
Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian lalu lintas di wilayah Perkotaan, Direktorat
Bina Sistem Lalu
Lintas dan Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, menyatakan bahwa faktor penyebab kecelakaan biasanya diklasifikasikan identik dengan unsur
– unsur sistem transportasi, yaitu pemakai jalan ( Pengemudi
dan Pejalan kaki ), Kendaraan, Jalan dan Lingkungan, atau kombinasi dari dua
unsur atau lebih.
Kecelakaan
dapat disebabkan oleh faktor pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor
kendaraan dan
faktor lingkungan (Pignataro, 1973).
Pignataro juga menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh kombinasi dari beberapa faktor perilaku buruk dari
pengemudi ataupun pejalan kaki, jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan
kaki, cuaca buruk ataupun pandangan yang buruk.
Hobbs (1979)
mengelompokkan faktor – faktor penyebab kecelakaanmenjadi tiga kelompok, yaitu
:
a. Faktor pemakai jalan (manusia),
b. Faktor kendaraan,
c. Faktor jalan dan lingkungan
METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan di Persimpangan Pasar Minggu sehingga dapat menganalisa
penyebab terjadinya kecelakaan, mengikuti lingkungan sekitar jalan dan
sebagainya. Disamping itu dilakukan juga wawancara dengan
aparat kepolisian mengenai penyebab
tingginya kecelakaan di persimpangan tersebut. Pengambilan data kecelakaan dilakukan
dengan cara mencatat data kecelakaan dari buku laka Polres Campaka.
Data
sekunder yang dibutuhkan untuk dianalisis adalah sebagai berikut :
- Data kecelakaan lalu lintas baik berupa data umum maupun
laporan/berita acara kecelakaan lalu lintas dari tahun 2011-1014,
-
Data komposisi lalu lintas,
- Data kondisi geometris jalan.
Hasil Penelitian dan Analisa
a. Berdasarkan Komposisi
Lalulintas
Dari
hasil pengamatan untuk kendaraan yang melalui Jalan Raya Sadang-Subang
terdiri dari berbaga jenis
mulai dari sepeda motor, angkutan kota, bus antar kota, bus karyawan hingga bus truk
besar.
Sedangkan kendaraan yang melewati jalan Benteng dan
Cicadas terdiri dari bus karyawan, mobil pribadi, truk, sepeda motor, ojek motor dan sepeda.
Keberadaan ojek motor di persimpangan tersebut juga
menimbulkan bahaya tersendiri. Apabila
ada angkot yang berhenti di dekat persimpangan maka ojek akan berebut menjemput
penumpang, sehingga tak jarang ojek yang lengah terserempet oleh kendaraan
lainnya.
Di
persimpangan ini juga belum di pasang sinyal lampu lalulintas, tentu saja ini
menambah kesemerawutan lalulintas terutama di jam-jam sibuk. Kedisiplinan yang rendah dari pengguna jalan,
seperti saling serobot dan tak mau antri menyebabkan kemacetan tak terelakkan.
b. Berdasarkan Kondisi Geometri
Jalan
Persimpangan Pasar Minggu merupakan persimpangan yang
cukup unik karena mempertemukan tiga ruas jalan yang berbeda jauh dalam hal
perbandingan kelas jalan, volume lalulintas, kapasitas jalan, dan kecepatan
arus lalulintas.
Jalan Raya Sadang-Subang merupakan jalan nasional yang mempunyai
kondisi permukaan perkerasan yang halus, mendatar, cenderung lurus dengan
kecepatan kendaraan tinggi. Kira-kira
100 m sebelum persimpangan dari arah timur terdapat jalan yang menanjak dan
menikung. Jalan yang menikung, ditambah
adanya hambatan samping berupa ruko dan baligo/plang iklan tentu saja
mengurangi jarak pandang pengemudi maupun pejalan kaki yang akan melewati atau
menyeberangi persimpangan tersebut.
Jalan Benteng dari arah selatan menanjak cukup curam
dengan kelandaian mencapai 25% sampai ke persimpangan. Tanjakan yang curam ini
tentu saja mengharuskan pengemudi memacu
kendarannya supaya bisa menaiki tanjakan.
Kemudian ketika sampai di persimpangan menginjak rem dalam-dalam sambil
memperhatikan arus lalulintas di Jalan Raya Sadang-Subang sebelum mengambil
keputusan untuk berbelok atau
menyebrangi persimpangan.
Kondisi
seperti itu tentu saja sangat menyulitkan kendaran yang berasal dari selatan
(Jln. Benteng) yang akan berbelok ke jalan Raya Sadang-Subang atau yang akan
menyebrang ke jalan Cicadas. Di tambah lagi dengan tidak adanya sinyal
lalulintas menyebabkan pengendara harus berebut untuk melintasi persimpangan
tersebut. Ruas jalan Raya Sadang-Subang yang menikung sebelum memasuki
persimpangan tersebut juga menyebabkan jarak pandang pejalan kaki atau
pengemudi yang mau menyebrangi persimpangan tersebut menjadi pendek.
c. Berdasarkan Tipe Tabrakan
Tipe tabrakan lalulintas
sangat penting untuk menganalisa asal mula kejadian kecelakaan lalulintas,
sehingga kita dapat mencegah terulangnya kecelakaan lalulintas
Keterangan :
No Tipe Tabrakan
1. Menabrak orang (pejalan kaki)
2. Tabrak depan-depan
3. Tabrak depan- belakang
4. Tabrak depan samping
5. Tabrakan
samping-samping
6. Tabrak belakang-belakang
7. Tabrak benda tetap di badan
jalan
8. Kecelakaan sendiri/lepas kendali
|
Dari hasil
survai data kecelakaan yang telah ditabelkan seperti di atas serta didukung
dengan pengamatan secara langsung di lapangan, maka dapat diketahui tipe tabrakan yang paling dominan adalah :
1. Tabrak depan-samping
2. Tabrakan samping-samping
3. Tabrak depan belakang
4.
Menabrak pejalan kaki
d. Berdasarkan Waktu Kecelakaan
Seperti di ruas jalan lainnya, Persimpangan Pasar Minggu
juga mengalami jam-jam sibuk dan jam-jam lengang. Berikut tabel kejadian
kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu kejadian kecelakaan.
Tabel 2. Tabel Waktu Kejadian
Kecelakaan
Berdasarkan tabel
di atas diketahui bahwa kecelakaan sering terjadi pada pukul 09.00-15.00 yang
merupakan jam-jam lengang.
e. Berdasarkan
Tipikal Manuver Pergerakan Kendaraan
Berdasarkan tabel di
atas diketahui faktor berbelok ke kiri
atau ke kanan adalah faktor dominan
penyebab kecelakaan.
4.3.2 Upaya-upaya
pencegahan kecelakaan
Guna menurunkan
angka kecelakaan lalulintas di Persimpangan
Pasar Minggu perlu dilakukan perbaikan geometri jalan. Perbaikan
tersebut berupa mengurangi
kelandaian jalan Benteng dengan cara diurug.
Jalan Raya Sadang-Subang dari arah timur
persimpangan harus dilengkapi dengan rambu, marka jalan, dan lampu penerangan jalan yang sesuai
dengan standart geometri jalan.
Sehingga kendaraan dari arah timur yang akan melewati persimpangan akan berhati-hati.
Upaya pengaturan lingkungan dilakukan
dengan cara mengatur
letak plang/baligo iklan sehingga tidak
menghalangi jarak pandang pengendara maupun penyeberang jalan.
Untuk mencegah
kemacetan ketika dijam-jam sibuk dan memandu kendaraan khususnya kendaraan dari
arah Jalan Benteng yang akan melewati persimpanga Pasar Minggu perlu ada polisi
yang mengatur lalu lintas.
Khusus untuk
ojek motor dilakukan sistem antri untuk mendapatkan penumpang sehingga antar
ojek tidak saling berebut penumpang.
Perlu penegakkan disiplin lalulintas kepada pemakai
jalan yaitu dengan menaati rambu-rambu yang telah dipasang, pembatasan
kecepatan dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Dari
hasil survai dan analisa dapat disimpulkan bahwa komposisi karakteristik kecelakaan
adalah: Waktu Kecelakaan (09.00-15.00)
sebanyak 31
kecelakaan (51,70%).
Tabrakan depan-samping sebanyak 26 kecelakaan
(44,00%). Belok kiri atau
kanan sebanyak 24 kecelakaan (51%). Sedangkan dari segi geometris faktor
penyebab kecelakaan di karenakan pendeknya jarak pandang pengemudi dan
kelandaian jalan yang mencapai 25%. Upaya
pencegahan kecelakaan dilakukan dengan mengurangi kelandaian jalan dengan cara pengurugan, menghilangkan hambatan
samping, dan pemasangan rambu serta lampu penerangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, (1993), Peraturan
pemerintah RI No 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan , Dirjen Perhubungan
Anonim,
(2004), Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Pd.
T-09-2004-B), Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
Anonim,
(2004), Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2004 Tentang Jalan.
Aldian, dkk.,
(2009), Analisa Karekteristik Kecelakaan Lalu lintas Segmen Jalan Jember – Sumberbaru
( KM JBR.7 – KM JBR.38), Simposium XII FSTPT,
Universitas Kristen Petra, Surabaya.Austroads, (1993). Standard
Australia: Road Safety Audit. Australia
HOBBS, F. D,
1979, Perencanaan dan Teknik Lalulintas, edisi ke-2, Gajahmada
University Press, Yogyakarta.
Pignataro,L.J.,
(1973), Traffic Engineering: Theory & Practice, Prentice Hall, Englewood
Cliffs,N.J.
Langganan:
Postingan (Atom)